Posts

Showing posts from 2020

Yang Sebenarnya

Hai Tuan, Bagaimana rasanya mendapatkan atensi penuh dari hal yang hanya kau ceritakan sebagian? Mungkin memang semua kesalahanku sejak awal karena aku terlalu mudah membagikan cerita kebaikanmu di sosial media sementara kamu hanya bercerita di sana setiap kita bertengkar, jadi akan lebih mudah bagi teman-teman dan pengikutmu untuk percaya bahwa sepenuhnya adalah kesalahanku. Tidak munafik, akupun sempat berpikir kalau perpisahan ini salahmu saat aku menutup mata soal kenyataan bahwa aku memang meninggalkanmu dan segudang mimpi kita di belakang. Sampai saat tadi malam, temanku bercerita bahwa lagi-lagi kamu membagikan sepotong cerita itu pada pengikutmu dan aku tersadar bahwa sedikit-banyak, ini juga kesalahanku. Maaf, kalau meninggalkanmu ternyata semenyakitkan itu bagimu. Tapi entah kamu sadar atau tidak, aku sudah mencoba untuk bertahan berkali-kali. Bertahan dengan kamu yang pada setiap pertengkaran selalu mengucap "aku janji bakal berubah", tapi sedikitpun aku tidak bisa

Kehilangan

Hai! Apa kabar, kamu? Aku tahu jawabannya pasti baik-baik saja. Apa kabar aku? Aku juga baik-baik saja setelah kehilanganmu. Setidaknya aku pikir begitu pada awalnya. Hingga pada suatu sore, entah datangnya darimana, aku mengingatmu secara tiba-tiba. Ingatan yang sangat kuat. Diikuti dengan pengandaian lainnya seperti; "Apa jadinya ya kalau kita masih saling bertukar kabar?" "Apa jadinya ya kalau kamu tidak terlalu cepat mengambil kesimpulan tentang aku yang kamu lihat melalui sosial media?" "Akan seperti apa kita kalau pertemuan lebih dulu terjadi dan bukan perpisahan?" Dan pengandaian lainnya yang cukup mengganggu karena terlalu riuh. Seketika aku merasa hampa. Kosong. Entah karena apa. Padahal yang selain kamu pun bersedia menemani. Nanti, Kalau suatu hari kamu kembali mengingatku, jangan ragu untuk menghubungi ya. Aku akan dengan senang hati menyambutmu. Aku masih sangat ingin mendengar banyak hal tentan

Selamat Tinggal

Izinkan aku untuk menuangkan isi pikiran (mungkin juga hati) melalui tulisan ini sejujur-jujurnya. Maaf jika pada akhirnya tulisan ini menyakiti salah satu pihak. Ketahuilah, aku tidak bermaksud menyakiti. Aku hanya ingin menuangkan apa-apa yang membebaniku setelah perpisahanku dengan seseorang. Aku hanya ingin jujur. Aku hanya ingin sembuh. -- Teruntuk kamu, yang merasa aku tinggalkan.. Maaf. Maafkan kepergianku yang tiba-tiba. Maafkan kepergianku yang mungkin menyakiti. Maafkan aku yang memilih untuk tidak kembali setelah kamu minta berkali-kali. Kepergianku bukan tanpa alasan.. Aku lelah. Lelah sekali menghadapi kamu yang selalu membahas kesalahan yang telah lalu di setiap pertengkaran. Lelah sekali melihat kamu meladeni pengikut di sosial media yang berusaha menggoda dan tanggapanmu itu seolah-olah menunjukkan bahwa kamu belum mempunyai pasangan. Lelah sekali menghadapi kamu yang alih-alih meminta maaf setelah kuberitahu letak salahmu, kamu justru berusaha menyalahkanku