Posts

Showing posts from December, 2018

Sebentar Lagi

Halo, diriku. Aku tahu kamu lelah, tapi Jangan menyerah, ya. Kita hampir sampai. Sedikit lagi. Halo, diriku. Aku tahu kamu ingin menyerah, tapi Tolong diingat, ya.. Jika kamu tidak menjadi apa-apa, Bagaimana kamu bisa membuat mereka diam? Aku tahu, Banyak dari mereka selalu menceritakan yang tak benar tentang kamu. Hingga beberapa dari omongan jahat mereka, mampu membuatmu menangis setelah kamu tertawa seharian penuh sebelumnya. Aku tahu, Banyak dari mereka mencoba mematahkan cita-citamu, tapi Jangan patah semangat, ya. Masih ada yang ingin melihatmu berhasil walaupun tak sebanyak yang mematahkan. Orang-orang ini pantas untuk kamu bahagiakan dan saat berhasil nanti, mereka jangan sampai kamu lupakan. Aku tahu kamu selalu gagal dalam percintaan, tapi Jangan biarkan rasa sakit menguasai hingga kamu menutup diri dan enggan membuka hati. Bagaimana rasanya? Gagal Patah Sakit Sesak Airmata Depresi Rasa cemas, dan Segala hal

Iri

“Sepertinya, dicintai dengan cara kamu mencintai Tuanmu, mengasyikkan.” Ucap seorang teman. Padahal, dicintai dengan cara apapun akan selalu mengasyikkan. Yang menentukan adalah Apakah kita mampu mensyukuri keberadaannya atau tidak. Lagipula Bukankah Setiap orang punya caranya sendiri untuk mencintai? Jika aku boleh sombong, Sosok “Tuan” yang selalu aku ceritakan hanya beruntung saja dicintai olehku yang terlalu mudah dibuat senang, juga terbiasa untuk mensyukuri hal-hal kecil yang diberikan oleh orang lain padaku atau dalam kasus ini, Tuanku. Aku bersyukur atas apapun yang dia berikan, termasuk waktu. Dan, dia juga beruntung dicintai olehku yang bisa dengan mudahnya menuangkan perasaan bahagia dalam tulisan hingga dapat dibaca oleh khalayak ramai. Tulisanku yang membuat banyak orang berpikir bahwa hubungan kami tentang yang bahagia saja. Tulisan yang mampu membuat temanku iri karena berpikir bahwa hubunganku dengannya itu tanpa celah. Padahal, tidak j

Takdir

Tulisan ini ditujukan untuk menjelaskan pada @fermendkis tentang kenapa aku memintanya untuk menetap seperti yang ditanyakan olehnya pada tulisan  http://bit.ly/2E6dWnQ .  selamat membaca! Aku rasa, kita bukan beruntung Hanya pandai mensyukuri takdir Tuhan yang mengarahkan kita untuk bertemu satu sama lain. Atau mungkin, kita memang beruntung Mau melepas masa lalu yang menyakitkan untuk saling membahagiakan setelahnya. Aku memintamu untuk menetap, hanya karena tak ingin besar kepala, Tuan. Kemungkinan untuk kamu meninggalkan aku akan tetap ada. Entah setelah kamu menemukan yang lebih cantik, atau yang lebih pintar. Aku memintamu jangan pergi, bukan hanya untuk ragamu, melainkan juga hatimu. Karena siapapun bisa menjaga raganya tetap di sisi, meski hatinya sedang sibuk singgah entah kemana. Tapi, Tuan mari saling jaga agar guratan Tuhan tak jadi sia-sia. Tangerang Selatan, 04 Desember 2018