Kopi Untuk Tuhan
Tuhan, bagaimana kabarMu? Bisa aku berbincang denganMu melalui telepon pintar yang aku punya? Negaraku sedang kacau, Tuhan. AgamaMu selalu dijadikan senjata untuk menyakiti hati dan perasaan orang lain. Bahkan dalam beberapa kasus, hambaMu yang merasa paling dekat denganMu tega menghujat serta memenjarakan orang lain yang tidak bermaksud menjelek-jelekkan apapun yang Kau turunkan dan ciptakan. Bagaimana perasaanMu, Tuhan? Aku tahu Engkau memperhatikan kami dalam singgasanaMu. Bisa tolong temui kami sebentar? Hanya untuk menjelaskan apa yang sebenarnya tidak Kamu sukai dengan jelas hingga bangsaku tidak lagi mengkotak-kotakkan orang lain berdasarkan kepercayaan, juga rasnya. Aku lelah, Tuhan. Apa Engkau benar-benar memperbolehkan mereka yang ibadahnya lebih rajin dibanding sebagian dari kami untuk menghujat bahkan berteriak “kafir” hanya karena kami memiliki sudut pandang yang berbeda dengan mereka? Apa benar kami tidak boleh mengkritisi cara mereka –yang menurut kami