Posts

Showing posts from December, 2017

Sore Itu di Stasiun Tanah Abang

Pada lobby antar peron stasiun Tanah Abang, aku terpaut pada satu wajah laki-laki yang tidak terlalu tampan tapi tetap menarik untuk dilihat. "Kereta tujuan Pondok Ranji ada di peron berapa, ya?" Ia menghampiriku. "Di peron 5 sama 6 bisa, mas." Jawabku sebisa mungkin menahan untuk tak menunjukan rasa senang yang pasti akan terlihat konyol jika aku tak bisa mengendalikannya. "Mbaknya mau ke arah sana juga?" "Iya, mas. Kebetulan mau ke Pondok Ranji juga." Aku tersenyum, dengan kedua earplug masih mengganjal di kedua telingaku. "Wah, enak dong jadi ada temen ngobrol." Ia mulai memasukkan gadgetnya ke dalam tas yang ia kenakan di depan badannya. Untuk menghargainya, aku hanya menjawab dengan sebuah senyum simpul sambil melepas kedua earplugku tapi masih kugenggam telepon pintar milikku. Bersiap mendengarkan basa-basinya yang jika membosankan, aku bisa alihkan perhatianku pada media sosial yang siap untuk ditengok kapanpun.

Luka

Dia bukannya sempurna, kamu hanya lupa kalau manusia selalu pandai dalam mendatangkan kecewa. Hanya menunggu waktu yang tepat agar dia bisa meninggalkan yang sulit kamu lupa; luka. Yang bisa kamu lakukan setelahnya? Mengutuki diri sendiri karena pernah membiarkannya memegang kendali atas bahagia dan sedihmu. Selalu seperti itu, bukan? D an, kamu mulai berpikir bahwa mereka yang mendekat akan melakukan hal yang sama; melukaimu kembali. Padahal belum tentu. Lalu s emua terlihat abu; antara yang nyata dan yang semu. Karena tak ingin kembali terjatuh, kamu mulai memainkan peranmu tanpa hati. Sampai saatnya kamu bertemu seseorang yang lain, yang mampu memperlakukanmu secara spesial t api kamu terlalu takut untuk membuka diri. Terlalu takut untuk kembali kecewa. Hingga yang bisa kamu lakukan hanyalah menikmati. Menikmati selagi bisa, menikmati selagi belum kembali patah. Hingga kamu tenggelam bersama arus yang kamu buat sendiri. Kamu kembali memakai hati tanpa kamu sadari. Entah kap